Ki Demang Prajananka dan si Hantu Merah, Pengendus Konflik Wilayah

awsnews.id
Ilustrasi/Tangkapan Layar

Usai menghadap raja, Ki Demang Prajananka manyempat kan diri untuk menikmati kopi dan rokok filternya di pendopo agung kerajaan. dari raut wajahnya, tampak ada kegalauan tersirat di wajahnya.

Biasanya selesai menghadap raja, dia langsung balik ke wilayah kekuasaannya, untuk menggagas beberapa konsep memajukan perekonomian yang sempat hancur lantaran serangan Pandemi Covid-19.

Baca juga: Dari yang Tersisa III (bagian tiga)

Namun kali ini, ia lebih memilih singgah di pendopo agung, ia berharap bisa bertemu dengan kawan lamanya yang berasal dari bekas kerajaan ambarsari.

Kawannya tersebut, sekarang lagi ditugaskan oleh raja untuk menjadi teliksandi negara di wilayah yang lagi marak perampokan dan pemberontakan.

Kawan demang tersebut, berjuluk si hantu merah. Dia mempunyai kemampuan mendeteksi gerakan pemberontak dan membaca pikiran lawan.

Selain itu, si hantu merah juga mampu menghilang dan seketika berada di tempat lain. Maka tak heran apabila raja mengutus dia untuk menyelidiki wilayah yang saat ini sedang dilanda kekacauan tersebut.

Sebab sudah ada sejumlah telik sandi negara yang diutus oleh raja untuk menyelidiki kasus tersebut.

Namun belum satupun menemukan sebuah jawabannya. Apakah kerusuhan yang ditumbul kan di wilayah itu, bermuara dari konflik internal kadipaten atau emang murni pemberontakan yang diprakarsai oleh rakyat sendiri.

Demang sendiri, awalnya juga seorang teliksandi negara. Dia bersama hantu merah pernah bahu membahu mengungkap kasus mega korupsi kerajaan sendang ijo di tanah pesisir utara.

Atas keberhasilan nya itu, keduanya lantas menerima penghargaan maha bintang kesatria, dan keduanya diberi kekuasaan untuk memekarkan suatu wilayah kadipaten.

Namun  jabatan adipati ditolak oleh Prajananka, dia lebih memilih untuk menjadi seorang demang. Ia tidak ingin terburu buru menjadi seorang adipati.

Bagi dia, jabatan adipati terlalu tinggi dan sangat berisiko.

Sebelum menjadi seorang adipati ia ingin membuktikan terlebih dahulu bahwa dirinya mampu memimpin sebuah wilayah dengan lingkup kecil.

Begitu pula dengan si hantu merah, ia pun tidak bersedia menerima jabatan tersebut.

Alasannya hampir sama dengan yang disampaikan Prajananka, di samping dia tidak terlalu ambisi dengan suatu jabatan. dia lebih enjoy dengan pekerjaannya sebagai teliksandi negara.

Dia ingin bergerak lebih bebas, tidak berpakaian formal, dan tetap bisa 'ngopi' di warkop sambil mencari informasi.
                                    ****

Setelah hampir 2 jam, si hantu merah akhirnya nongol juga. si hantu merah ingin cepat cepat menghadap sang raja dan petinggi kerajaan.

Namun, rencana itu diurungkan dan lebih memilih untuk melepas kangen dengan Prajananka untuk beberapa saat.

"Melihat mu ingin segera menghadap raja, sepertinya ada yang penting yang perlu disampaikan ke raja," kata Prajananka.

"Begitulah kang, tapi intinya kemarin saya sudah informasikan kepada raja." ujarnya.

Prajananka dan si hantu merah sudah setahun tidak pernah bertatap muka, mereka hanya berkomunikasi melalui aplikasi medsos.

Lalu mulailah mereka bercerita tentang investigasi yang ditugaskan oleh raja. Hantu merah menjelaskan, bahwa kerusuhan yang terjadi disejumlah daerah disebabkan ketidak puasan masyarakat.

Baca juga: Dari Yang Tersisa IV (bagian IV)

Ia menyebut, pemangku jabatan tidak menyalurkan bantuan dari raja tepat sasaran. Banyak rakyat yang benar-benar membutuhkan bantuan itu lewat begitu saja.

"Akhirnya di bawah komando Nuspati, rakyat melakukan penjarahan. Namun, mereka cerdas, melakukannya saat malam hari," tutur hantu merah.

Hantu merah menambahkan, sebelum komplotan Nuspati beraksi, siang hari mereka menandai rumah penduduk yang akan dirampas harta bendanya.

Mereka satu komando bergerak cepat dari satu daerah ke daerah lainnya.

Dan gerakan mereka sulit dideteksi, karena setelah berhasil menjarah, mereka langsung bersembunyi.

Baru setelah satu minggu bahkan beberapa pekan, mereka melancarkan kembali aksinya di daerah lain.

"Makanya, kenapa gerakan mereka sulit deteksi," ujar dia.

"Siapa sebenarnya Nuspati itu?" tanya Prajananka.

Hantu merah menjabarkan, Nusapti merupakan bekas pasukan khusus kerjaan seberang, dalam kiprah nya dia selalu berhasil menuntaskan misi yang diamanatkan oleh patih maupun raja nya.

Selain itu, dia punya ilmu kesaksian yang sangat tinggi dan dibekali Ilmu teliksandi yang mumpuni.

Nuspati beber hantu merah, setelah cukup lama mengabdi di kerajaan seberang. Akhirnya dia kembali ke daerah asalnya, menjadi masyarakat biasa.

Baca juga: Dari yang Tersisa IV (bagian tiga)

Namun, ketika melihat ketidak adilan, akhirnya ia melakukan perlawanan, bergerak penuh perhitungan, dan tak menimbulkan jejak. Apalagi kegaduhan.

Dan siapapun tidak ada yang menyangka, sebab dia bersama komplotannya berbaur kembali dengan masyarakat. Lalu harta hasil rompakan itu, disimpan di gudang rumahnya.

Setelah itu, mereka akan menyalurkan kepada masyarakat di waktu yang tepat, agar tindakan mereka selama ini, tidak dapat diendus.

"Bagaimana kamu bisa mengendus dan berhasil menangkap Nuspati?" tanya Prajananka.

"Saya minta petunjuk sang kuasa, setelah beberapa hari isyarat itu datang, dan saya langsung bergerak, dengan bantuan prajurit muda, kami berhasil melumpuhkan di perbatasan." ujarnya.

Hantu merah melanjutkan, bahwa Nuspati siap bertanggung jawab atas tindakannya itu, dan minta difasilitasi menghadap raja. Dia akan menjelaskan semuanya. Dan siap menerima hukuman.

Menurut hantu merah, mungkin saja raja mengampuni dia, sebab kelompoknya tidak termasuk gerakan makar di daerah. Dia hanya ingin keadilan benar-benar dijalankan.

Gerakan makar di daerah, lanjut hantu merah, dikobarkan oleh bekas senopati Lingga Bimo, yang tidak terakomodir kepentingan politiknya oleh Adipati Stya.

Lalu dia bersama pasukannya memutuskan keluar dari kadipaten, dan membikin onar dibeberapa titik. Dan gerakan mereka baru berakhir, setelah raja mengutus beberapa pasukan khusus dari kerajaan.

"Aku meyakini raja merekrutnya Nuspati sebagai prajurit atau senopati, karena dia orang baik, dalam melakukan perampokan dia tidak melukai bahkan membunuh masyarakat," ungkapnya.

"Dia hanya ingin keadaan benar-benar ditegakkan, dengan caranya itu!" ucap hantu merah.

Editor : awsnews.id

Politik & Pemerintahan
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru