Swaranews.com - Konferensi Para Pihak Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC COP28) ke-28 akan diadakan di Dubai, Uni Emirat Arab, mulai 30 November hingga 12 Desember 2023.
Direktur Jenderal Taipei Economic and Trade Office in Surabaya (TETO) Isaac C. Chiu menulis sebuah artikel pada malam sebelum konferensi, menyerukan kepada semua lapisan masyarakat di Indonesia untuk mendukung Taiwan yang profesional, pragmatis, dan berkontribusi untuk berpartisipasi dalam Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim. Taiwan bersedia bekerja sama bersama Indonesia untuk bersama-sama melawan perubahan iklim.
Baca juga: KPU Provinsi Jawa Timur Pastikan Tidak Ada Calon Independen
Berikut adalah artikel Direktur Jenderal Chiu :
Dampak perubahan iklim terhadap masyarakat semakin meningkat dari hari ke hari, dan tahun ini suhu rata-rata di seluruh Indonesia telah mencapai rekor tertinggi, dimana berulang kali membuktikan resiko perubahan iklim dalam membahayakan keamanan manusia secara keseluruhan.
Sebagai anggota komunitas internasional yang bertanggung jawab, Taiwan di tahun 2023 meluncurkan serangkaian aksi iklim. Tindakan spesifiknya adalah sebagai berikut:
(1) Pengumuman “Undang-Undang Respons Perubahan Iklim”: Presiden Taiwan Tsai Ing-wen pada tanggal 15 Februari 2023 mengumumkan bahwa “Undang-Undang Pengurangan dan Pengelolaan Gas Rumah Kaca” akan diubah menjadi “Undang-Undang Respons Perubahan Iklim”, menjadikan Taiwan sebagai negara ke-18 di dunia yang menetapkan target “Nol Emisi Karbon tahun 2050” menjadi undang-undang, tidak hanya melengkapi dasar hukum iklim negara kami, namun juga untuk menanggapi perubahan iklim dunia dan memenuhi tanggung jawab untuk bersama-sama melindungi lingkungan dunia.
(2) Meningkatkan kapasitas tata kelola iklim: Menanggapi tren nol emisi karbon internasional dan perubahan lingkungan global, Taiwan telah mempercepat transformasi organisasi pemerintah untuk meningkatkan kapasitas. Pada tanggal 22 Agustus 2023, Dinas Perlindungan Lingkungan direstrukturisasi menjadi “Kementerian Lingkungan Hidup” dan secara bersamaan dibentuk Dinas Perubahan Iklim dan Dinas Daur Ulang Sumber Daya mengintegrasikan dan menangani masalah lingkungan seperti perubahan iklim, daur ulang sumber daya, pengelolaan bahan kimia, pengelolaan kualitas lingkungan, dan memperkuat penelitian teknologi lingkungan agar lebih efektif mempromosikan kebijakan seperti transformasi hijau dan pembangunan berkelanjutan.
(3) Pembentukan Pertukaran Hak Karbon Taiwan: Taiwan secara resmi mendirikan “Pertukaran Hak Karbon Taiwan” pada tanggal 7 Agustus 2023, bergabung dengan platform perdagangan karbon di berbagai negara. Dengan memiliki hak atas karbon maka dapat memperdagangkan dan mengedarkan karbon di pasar perdagangan, hal ini menciptakan insentif bagi perusahaan untuk mengurangi emisi karbon, membantu industri mematuhi persyaratan rantai pasokan internasional dan tujuan pengurangan karbon, mempercepat proses transformasi nol emisi, dan pada saat yang sama mempromosikan penelitian dan pengembangan teknologi rendah karbon serta perekrutan talenta-talenta terkait, sehingga menumbuhkan dan mendorong siklus baik ekonomi hijau secara keseluruhan.
(4) Memperkuat hubungan kerja sama dengan negara-negara kepulauan dalam penyesuaian perubahan iklim: Taiwan akan mengadakan “Forum Perubahan Iklim” pertama pada tanggal 19 Juli 2023, mengundang perwakilan dari negara-negara kepulauan Pasifik dan dari negara-negara yang memiliki gagasan serupa untuk memperhatikan masalah penyesuaian perubahan iklim. Selain menandatangani “Pernyataan Bersama tentang Perlawanan Perubahan Iklim” yang pertama dengan Kepulauan Marshall, Nauru, Palau dan Tuvalu, Taiwan juga berencana bersama-sama membentuk “Dana Transisi yang Adil” dengan empat negara tersebut untuk memperkuat hubungan kerja sama antara Taiwan dan negara kepulauan dalam penyesuaian iklim.
(5) Integrasi dengan tata kelola iklim internasional: Sebagai respons terhadap Mekanisme Penyesuaian Perbatasan Karbon (CBAM) Uni Eropa dan tren pengurangan karbon rantai pasokan global, Taiwan mempercepat penetapan harga karbon dan mekanisme inventarisasi karbon; selain itu, sebagai inti penting dari rantai pasokan global, Taiwan juga telah memasukkan masalah lingkungan hidup dalam proses negosiasi perjanjian dengan Amerika Serikat seperti “Inisiatif Perdagangan Abad 21 Taiwan-AS” dan “Kemitraan Perdagangan yang Mendalam” dengan Inggris dengan harapan bahwa di masa depan, dapat bekerja sama dengan mitra yang memiliki gagasan serupa untuk menyeimbangkan perdagangan internasional dan pembangunan berkelanjutan lingkungan global serta berintegrasi dengan tata kelola iklim internasional.
Selain secara aktif menanggapi tujuan global menuju nol emisi karbon pada tahun 2050, Taiwan juga berharap dapat memperkuat kerja sama dengan Indonesia dan negara-negara lain dalam bidang perubahan iklim. Taiwan bersedia bersama Indonesia berbagi bantuan jangka panjang kepada negara-negara berkembang di Pasifik, di wilayah Laut Karibia, dan Eropa Timur untuk memperkuat mekanisme tata kelola lingkungan mereka, meningkatkan kemampuan adaptasi produk pertanian terhadap perubahan iklim, meningkatkan sistem peringatan dini pencegahan bencana dan efisiensi energi. Taiwan siap berkontribusi dalam perjuangan internasional melawan perubahan iklim.
Untuk memerangi perubahan iklim, negara-negara harus membangun konsensus, bersatu dan bekerja sama, serta mengambil tindakan yang lebih efisien dan konsisten. Sejauh ini, Taiwan hanya dapat berpartisipasi dalam pertemuan tersebut sebagai pengamat LSM karena faktor politik, namun Taiwan tidak pernah melepaskan tanggung jawabnya mengemban seruan UNFCCC agar semua negara memikul tanggung jawab tersebut,
Taiwan harus diberikan kesempatan yang sama seperti Indonesia dan negara-negara lain untuk berpartisipasi dalam mekanisme pengurangan karbon global, negosiasi dan kegiatan terkait Perjanjian Paris sebagai respons terhadap perubahan iklim.
Baca juga: Josiah Michael: Selama ini Komunikasi PSI dengan Walikota Terbina denfan Baik
Direktur Jenderal TETO Surabaya Isaac C. Chiu menyerukan kepada seluruh lapisan masyarakat di Indonesia untuk mendukung Taiwan yang profesional, pragmatis, dan berkontribusi berpartisipasi dalam Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim dan bersama-sama melawan perubahan iklim.
Baca juga: Gus Iqdam Doakan Surabaya Makin Rukun dan Berkah
Artikel ini telah tayang sebelumnya di swaranews.com dengan judul "Dukung Gerakan Climate ActionTaiwan dan Indonesia Bekerja Sama untuk Menciptakan Bumi Hijau". lihat harikel asli disini
Editor : Redaksi