Komunikolog Ini Sebut Tujuh Hal Mendasar Masyarakat Indonesia Tidak Memilih Salah Satu Dari Tiga Paslon Pilpres 2024

awsnews.id
Pakar Komunikasi Politik, Emrus Sihombing (Ist)

JAKARTA, HINews - Perjalanan demokrasi di Indonesia memberikan pelajaran sangat berharga bagi masyarakat, setelah jatuhnya rezim orde baru. Sejumlah catatan kritis pun mengemuka terkait dengan kontestasi pemilihan presiden dan wakil presiden yang akan digelar pada 14 Februari mendatang.

Komunikolog yang juga pendiri Lembaga Gogo Bangun Negeri (GBN), Emrus Sihombing melakukan kajian komunikasi politik yang holistik bahwa setidaknya ada tujuh hal mendasar bagi masyarakat Indonesia untuk kemungkinan tidak memilih salah satu dari tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2024.

Baca juga: Kondisi Eropa Yang Berubah Sekularistik

Pertama, kata Emrus, salah satu Anggota Paslon/Paslon yang dipersepsikan oleh masyarakat lebih menonjolkan program/menawarkan "ikan" bukan "pancing".

Kedua, salah satu Anggota Paslon/Paslon yang dipersepsikan oleh masyarakat punya jejak masa lalu yang "menghalalkan" politik identitas sempit (eksklusivitas) yang mengadudomba antar kelas atau antar golongan.

"Kemudian, yang ketiga adalah salah satu Anggota Paslon/Paslon yang dipersepsikan oleh masyarakat berpotensi bertindak otoriter dan emosional yang meledak-ledak," ujar Emrus dalam keterangannya, Kamis (4/1/2024).

Baca juga: Catatan Politik Didik J Rachbini

Selanjutnya, yang keempat, adalah salah satu Anggota Paslon/Paslon yang dipersepsikan oleh masyrakat berpotensi mengembalikan sistem pemerintahan Orde Baru (Orba) yang ororiter di Indonesia

Kelima, salah satu Anggota Paslon/Paslon yang dipersepsikan oleh masyarakat memiliki tingkat kecerdasan emosional lebih rendah dari dua Paslon lainnya.

Keenam, salah satu Anggota Paslon/Paslon yang dipersepsikan oleh masyarakat memiliki tingkat kecerdasan spiritual lebih rendah dari dua Paslon lainnya.

Baca juga: Jelang Pilkada Kota Bekasi, Masyarakat Diminta Tak Pilih Politisi Kutu Loncat

"Dan yang ketujuh, salah satu Anggota Paslon/Paslon yang dipersepsikan oleh masyarakat memiliki tingkat kecerdasan iintelektual' lebih rendah dari dua Paslon lainnya," pungkas Emrus.**

Artikel ini telah tayang sebelumnya di harianindonesianews.com dengan judul "Komunikolog Ini Sebut Tujuh Hal Mendasar Masyarakat Indonesia Tidak Memilih Salah Satu Dari Tiga Paslon Pilpres 2024". lihat harikel asli disini

Editor : Redaksi

Politik & Pemerintahan
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru