Zonaperistiwa Sidoarjo, Beranjak dari keinginan mulia untuk melestarikan seni musik tradisional warisan budaya leluhur, Ratna Sari Dewi mendirikan komunitas pegiat dan pecinta musik tradisional Angklung.
"Alat musik tradisional dan lagu daerah adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan dari budaya suatu masyarakat dan suatu bangsa dimana didalamnya sarat dengan muatan nilai nilai kearifan lokal yang penuh makna dan pesan tertentu tentang nilai dalam kehidupan," tutur Ratna Sari Dewi pendiri Ceria Breeze Angklung (CBA) dari Studio Le Mirage, Tangerang.
Baca juga: Seorang Anak Di Bawah Umur Dibawa Kabur oleh Pria yang Dikenalnya Lewat FB
Beranggotakan 45 personil aktif, Ceria Breeze Angklung binaan Ratna Sari Dewi itu kerap mementaskan seni musik angklungnya di Jakarta dan sekitarnya semisal di acara Grand Opening Universitas Pamulang Tangerang, Hotel Borobudur dan di beberapa tempat seperti Supermall Gandari City, Plaza Blok M serta Bintaro Exchange Supermall.
Baca juga: Pembangunan Kantor Perwakilan DPD RI Jatim
Menurut Ratna, alat musik angklung muncul pada abad ke 12 sampai 16 di era kerajaan Sunda. Pada masa itu, angklung dipakai sebagai ritual adat untuk menyenangkan hati Nyai Sri Pohaci sebagai dewi kesuburan tanah yang dipercaya bahwa bila musik angklung dimainkan maka sang Dewi Sri akan turun membuat tanah sawah petani menjadi subur.
"Melalui berbagai program budaya yang telah disusun dan intens dikembangkan oleh Ceria Breeze Angklung serta dukungan dari semua pihak baik masyarakat, para pecinta seni dan pemerintah serta stoke holder, komunitas kami ini dapat memberikan kontribusi positif terhadap kemajuan seni musik angklung di tanah air," ujar Ratna Sari Dewi yang mengaku ingin pentas di Surabaya. (sigit)
Baca juga: Bareskrim Polri Gerebek Kebun Ganja dan Laboratorium Narkoba di Bali
Artikel ini telah tayang sebelumnya di zonaperistiwa.com dengan judul "Grup Musik Angklung Tangerang Ini Ingin Pentas di Surabaya". lihat harikel asli disini
Editor : Redaksi