Merawat Budaya Jawa Perpaduan dengan Tionghoa

author awsnews.id

- Pewarta

Senin, 27 Nov 2023 16:55 WIB

Merawat Budaya Jawa Perpaduan dengan Tionghoa

i

Merawat Budaya Jawa Perpaduan dengan Tionghoa

CSwaranews.com -  Mengenal Cetya Lay Seng Bio yang merupakan perpaduan tradisi Jawa-Tionghoa. Tertata dengan baik, ada Altar utama Kongco Hok Tek Cen Sin dikenal sebagai dewa bumi, makco Thian Shang Shen Mu, Kwan Yin Bu Sa, kongco Kwan Kong dan lainnya.

Di depan gerbang masuk terdapat altar Semar Mesem dan Punokawan.

Baca Juga: KPU Provinsi Jawa Timur Pastikan Tidak Ada Calon Independen

"Keunikan Cetya ini perpaduan tradisi Jawa dengan Tionghoa yang dapat hidup rukun berdampingan satu dengan lainnya. Kita hidup di Jawa wajib menghormati kearifan lokal budaya jawa," ujar Lie Tang Ban.

Kilas sejarah pendiri awal Hok Kiat pendiri Cetya Lay Seng Bio tahun 1928 lalu dilanjutkan Lie Hap Leng hingga 1980. Lalu sekarang dilanjutkan Lie Tang Ban.

Baca Juga: Josiah Michael: Selama ini Komunikasi PSI dengan Walikota Terbina denfan Baik

Sejarah sinshe Go Lay Seng dari Tiongkok pengikut Putri Ong Tin Nio Putri gunung Jati. Perpaduan Jawa Tionghoa Sunan gunung Jati (cucu Prabu Siliwangi) dengan memperistri Putri Ong Tin Nio dari Hokkian, Tiongkok.

"Terdapat juga Altar Eyang Cakra Buwana paman dari Sunan Gunung Jati untuk menghormati pemujaan terhadap para leluhur di tanah Jawa," terangnya.

Baca Juga: Gus Iqdam Doakan Surabaya Makin Rukun dan Berkah

Kimsin para dewa-dewi yaitu Han Tan Kong, Hok Tik Cen Sin (dewa rejeki), Hian Thian Siong Tee, To Thie Kong (dewa bumi) dan lainnya. (sun)

Artikel ini telah tayang sebelumnya di swaranews.com dengan judul "Merawat Budaya Jawa Perpaduan dengan Tionghoa". lihat harikel asli disini

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU