BANYUWANGI, KABARHIT.COM BKKBN Jatim melaksanakan kegiatan Penguatan Program Pembangunan Keluarga melalui Edukasi Kespro dan Gizi bagi Remaja bersama Mitra Kerja. Kegiatan ini dilaksanakan di Aula STIKES RUSTIDA, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi, Senin (18/12).
Kegiatan ini dihadiri dan dibuka oleh Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Timur, Dra. Maria Ernawati, M.M., yang diwakili oleh Yuni Dwi Tjadikijanto, S.E selaku Pembina Program KSPK Perwakilan BKKBN Jawa Timur. Henik Setyorini, AP, M.Si, selaku Kepala Dinas Sosial PPKB Kabupaten Banyuwangi. Dan dihadiri pula Direktur STIKES RUSTIDA.
Baca Juga: Lomba Burung Berkicau Danpuspenerbal Cup 2024 Meriahkan HUT ke-68 Penerbal 2024
Peserta yang hadir berjumlah 250 orang, terdiri dari pengurus PIK-Remaja, Saka Kencana, Karang Taruna dan Insan GenRe yang ada di wilayah Kabupaten Banyuwangi.
Henik Setyorini selaku Kepala Dinas Sosial PPKB Kabupaten Banyuwangi dalam sambutannya, memberikan semangat dan motivasi kepada seluruh remaja yang hadir.
“Remaja hari ini adalah penentu masa depan. Majunya suatu negara di masa yang akan datang ditentukan oleh bagaimana remaja hari ini disiapkan dan diberdayakan,” kata Henik.
“Selain itu, penting bagi kita untuk menumbuhkan rasa empati antar sebaya. Raih cita-cita kalian dengan tidak menikah di usia dini, tidak seks pranikah, tidak menggunakan NAPZA, tidak mekukan bullying dan tidak melakukan perilaku beresiko lainnya,” kata Henik.
“Untuk itu, Ibu mengingatkan kepada anak-anakku semua untuk terus semangat belajar, mencoba hal baru dan tidak takut gagal,” pungkas Henik.
Baca Juga: Kloter Pertama, Gubernur Adhy Lepas Jemaah haji Emberkasih Surabaya ke Tanah Suci
Mewakili Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Timur, Yuni Dwi Tjadikijanto, S.E., selaku Pembina Program KSPK, dalam sambutannya menyampaikan bahwa dalam upaya penurunan angka stunting diperlukan berbagai terobosan.
“Jumlah Remaja di Jawa Timur usia 10-24 tahun (Update data BPS) berjumlah 9.134.061 Jiwa. Data menunjukan bahwa usia kawin pertama di Jawa Timur pada perempuan, baru mencapai 19,13 tahun (SDKI, 2017). Sedangkan yang kita harapkan usia kawin pertama perempuan adalah 21 tahun dan laki-laki 25 tahun,” kata Yuni Dwi Tjadikijanto.
“Selain data tersebut, berdasarkan Data Survei Status Gizi Balita Indonesia (2021) menunjukkan bahwa angka prevalensi stunting di Indonesia adalah 24,4% dan di tahun 2022 turun menjadi 21,6 % (Data SSGI Tahun 2022), Jawa Timur sebesar dari 23,5% turun menjadi 19,2%,” kata Yuni.
“Kepada adik-adik PIK Remaja ataupun Insan GenRe, saya berharap adik-adik remaja dapat menjadi influencer bagi teman sebaya untuk tidak nikah muda. Karena kita tahu, bahwa menikah butuh kesiapan fisik, psikis, pendidikan, ekonomi dan lain sebagainya,” kata Yuni.
Baca Juga: Pemprov Jatim Mulai Benahi 331 Fasum Terdampak Gempa Bumi di Pulau Bawean
“Setidaknya, selain menyiapkan fisik dan psikis, adik-adik harus menempuh pendidikan setinggi-tingginya. Kemudian setelah lulus di pendidikan yang diinginkan, maka lanjutkan dengan mendapatkan pekerjaan. Setelah itu adik-adik remaja bisa dikatakan siap untuk melanjutkan pada jenjang pernikahan,” kata Yuni.
Setelah acara pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi dari Ketua Tim Kerja BKR Perwakilan BKKBN Jawa Timur, Yuyun Evriana S. S.E. Narasumber kedua adalah dr. Juwana yang menjelaskan tentang kesehatan reproduksi dan pencegahan stunting. Narasumber ketiga adalah Ibu Vina Meidhityaningrum, A.Md.Gz yang menyampaikan tentang Kebutuhan Gizi Remaja.@Red
Artikel ini telah tayang sebelumnya di kabarhit.com dengan judul "BKKBN Jatim laksanakan Kegiatan Penguatan Program Pembangunan keluarga Bersama Mitra Kerja di Banyuwangi". lihat harikel asli disini
Editor : Redaksi