BADUNG | ARTIK.ID - I Gusti Agung Putu Sutarja, SH, MH, merupakan figur yang mencerminkan semangat pengabdian yang luar biasa terhadap masyarakat. Menjabat sebagai Bendesa Adat Kaerobokan, Sutarja telah memberikan dedikasi yang tak terbantahkan selama 10 tahun untuk Desa Adat Juru Bendesa Kerobokan, yang merupakan desa adat terbesar di Kabupaten Badung.
Sutarja bukanlah sosok yang sekadar menjalankan tugasnya, namun ia mendedikasikan dirinya dengan sepenuh hati dan totalitas yang tinggi demi mengabdi kepada masyarakat Desa Adat Kerobokan yang ia cintai.
Salah satu momen paling mengesankan dari pengabdian Sutarja terhadap masyarakat Desa Adat Kerobokan adalah ketika menghadapi penanganan pandemi COVID-19. Dalam upayanya, ia memohon kepada Bupati Badung agar masyarakatnya mendapatkan jatah vaksin pertama dari pemerintah Kabupaten Badung. Akibatnya, sekitar tiga ribu vaksin diberikan, dengan prioritas bagi pemangku adat, prajuru, pecalang, dan klian banjar sebelum vaksinasi dilanjutkan ke masyarakat umum, menunjukkan perhatian dan tanggung jawabnya terhadap keselamatan warganya.
Baca Juga: Banjir dan Lahar Dingin di Sumbar, Update Terbaru Korban Meninggal 43 Orang
Sutarja juga mencatat perjalanan panjangnya dalam pengabdian kepada Desa Adat Kerobokan. Mulai dari menjadi tukan antar surat keliling dan pacalang pada tahun 1998, kemudian dipercaya menjadi sekretaris desa adat dari tahun 2005 hingga 2010, hingga akhirnya ditunjuk sebagai Bendesa Adat sejak tahun 2013 hingga saat ini.
Motonya sebagai Bendesa Adat adalah bukan tentang apa yang ia dapat dari Desa Adat, melainkan apa yang bisa ia lakukan dan berikan untuk kemajuan Desa Adat.
Selain aktif dalam lingkup desa adat, Sutarja juga terlibat dalam kegiatan politik lokal. Keikutsertaannya dalam Kongres PDI Perjuangan di Sanur tidak hanya sebatas hadir, tetapi juga dalam menjaga pengamanan, menunjukkan kesetiaannya dalam mendukung perjuangan yang ia yakini.
Tidak hanya itu, Sutarja juga terlibat dalam proyek kemanusiaan dengan menginisiasi pembagian 6020 bingkisan sembako berupa beras dan minyak. Inisiatif ini bermula dari Desa Adat Kerobokan dan dilanjutkan oleh masing-masing banjar, menandakan kepedulian dan komitmennya terhadap kesejahteraan masyarakat.
I Gusti Agung Putu Sutarja adalah contoh nyata dari seorang pemimpin yang tidak hanya memimpin dengan jabatannya, tetapi juga memberikan dampak positif yang besar bagi masyarakat melalui aksi nyata dan kepeduliannya yang tulus.(lani)
Baca Juga: Pembangunan Kantor Perwakilan DPD RI Jatim, Terobosan di Tengah Moratorium Menteri Keuangan
Artikel ini telah tayang sebelumnya di artik.id dengan judul "I Gusti Agung Putu Sutarja: Sosok Bendesa Adat dengan Semangat Pengabdian Tinggi". lihat harikel asli disini
Editor : Redaksi