Dukung Pemerintah, Ketua PDOI Jatim : THR Jangan Samakan Dengan Program Reguler

author awsnews.id

- Pewarta

Jumat, 22 Mar 2024 00:00 WIB

Dukung Pemerintah, Ketua PDOI Jatim : THR Jangan Samakan Dengan Program Reguler

i

Ilustrasi foto saat aksi demo driver online di Surabaya. PDOI Jatim sendiri menyambut baik himbauan Menaker terkait THR untuk Ojol.

Surabaya - Perhimpunan Driver Online Indonesia (PDOI) Jawa Timur menyambut baik himbauan Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah dan jajaran agar perusahaan aplikator transportasi online untuk mencairkan Tunjangan Hari Raya (THR) bagi driver ojek online (ojol).

"Kabar ini tentunya sangat menggembirakan bagi rekan-rekan ojol," kata Daniel Lukas Rorong, Humas "Perhimpunan Driver Online Indonesia" (PDOI) Jawa Timur, Kamis (21/3/2024).

Baca Juga: Berikan Rasa Aman, Babinsa Dan Bhabinkamtibnas Kamal Laksanakan Pengamanan Ibadah Di Gereja

Menurut Daniel, ini merupakan langkah bijak yang tentunya sangat didukung oleh rekan-rekan ojol di seluruh Indonesia, khususnya di Jawa Timur.

"Perihal THR nantinya dalam bentuk uang tunai, sembako, atau apapun itu, kami serahkan sepenuhnya pada aplikator (perusahaan transportasi online). Dan jika benar terealisasi, ini merupakan sejarah pertama sejak perusahaan transportasi online beroperasi di Indonesia," ujarnya.

Sementara itu, Herry Wahyu Nugroho, Ketua PDOI Jawa Timur menegaskan, dalam waktu dekat, pihaknya akan berkirim surat pada pihak aplikator melalui kantor operasionalnya yang di Surabaya untuk meminta penjelasan perihal THR untuk ojol nantinya seperti apa. Termasuk, apakah driver taksi online termasuk yang menerima THR.

"Hal ini kami lakukan untuk menekan arus bawah agar tidak bergejolak, yang nantinya berujung pada aksi demonstrasi besar-besaran menjelang hari raya Idul Fitri, khususnya di Jawa Timur dan berpusat di Surabaya," tegas Herry.

PDOI Jatim sendiri juga menolak, pemberian THR untuk ojol dihubungkan dengan program yang sudah berlaku secara reguler selama ini oleh perusahaan transportasi online.

Baca Juga: Budiman Divonis Bayar Utang Rp 449 Juta, PN Malang: Jika Wanprestasi, Dieksekusi

"Harus dibedakan antara pemberian THR dan program reguler yang berlaku selama ini. Seperti harga khusus untuk ganti oli, tebus murah sembako, dan lain sebagainya," jelasnya.

PDOI Jatim juga menolak, jika nantinya pemberian THR tersebut dalam bentuk bonus insentif yang diberikan jika driver online bekerja saat Lebaran.

"Ya beda dong. Jangan disamakan. Tapi kalau memang perusahaan aplikator transportasi online tetap ingin memberikan bonus insentif saat Lebaran, tentunya kami dukung. Biasanya, tarifnya memang melonjak untuk 2 hari pertama Idul Fitri. Dan yang masih tetap 'narik', tentunya panen atau dapat penghasilan lebih dibandingkan hari-hati biasanya," ungkap Herry.

Sebelumnya, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mengimbau platform aplikasi transportasi online memberikan tunjangan hari raya (THR) kepada driver ojek online (ojol) tahun ini.

Baca Juga: Bak Disambar Petir, Seorang Suami Dapat Kiriman Video Syur Istri dan PIL nya, Suami : Sudah Saya Laporkan

Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PHI dan Jamsos) Kemnaker Indah Anggoro Putri mengatakan driver ojol memang bekerja dengan sistem kemitraan, tetapi masuk dalam kategori pekerja waktu tertentu (PKWT) sehingga berhak menerima THR.

"Ojek online termasuk yang kami imbau untuk dibayarkan karena masuk dalam kategori pekerja waktu tertentu," katanya dalam konferensi pers di kantor Kemnaker, Senin (18/3) lalu.

Artikel ini telah tayang sebelumnya di okejatim.com dengan judul "Dukung Pemerintah, Ketua PDOI Jatim : THR Jangan Samakan Dengan Program Reguler". lihat harikel asli disini

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU