JAKARTA | ARTIK.ID - Proyek Hot Backup Satellite (HBS) yang bernilai Rp5,2 triliun telah dihentikan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) karena keterbatasan dana.
Anggaran HBS dialihkan untuk memperluas jaringan digital nasional guna mencapai inklusi digital.
Baca juga: Banjir dan Lahar Dingin di Sumbar, Update Terbaru Korban Meninggal 43 Orang
Satelit HBS adalah satelit pengganti dengan kapasitas internet 80 Gbps, yaitu setengah dari kapasitas Satelit Satria yang mencapai 150 Gbps.
Satelit ini dimaksudkan untuk mengantisipasi jika terjadi kegagalan peluncuran, serta untuk menjadi cadangan saat Satria-1 belum beroperasi penuh.
Setelah melakukan kajian dan analisis terhadap urgensi, anggaran, kemajuan kontrak, dan risiko operasional Satria-1 yang telah berhasil diluncurkan, Satuan Tugas BAKTI Kominfo memberikan arahan dan rekomendasi kepada BAKTI Kominfo untuk mengakhiri kontrak HBS lebih cepat.
Ketua Satgas BAKTI Kominfo Sarwoto Atmosutarno, Sabtu (21/10/2023), memastikan bahwa manajemen BAKTI telah mengambil langkah-langkah mitigasi risiko terkait kebutuhan layanan internet di tempat-tempat layanan publik dan berkoordinasi dengan KNJ mengenai penghentian kontrak HBS.
Baca juga: Siswa MIN 4 Jembrana Mengukir Prestasi dengan Meraih Juara Favorit Pildacil Se Provinsi Bali
"Tidak ada kerugian negara yang ditimbulkan oleh penghentian kontrak HBS," ujarnya.
Satelit SATRIA-1 sendiri akan segera beroperasi awal 2024, jadi BAKTI Kominfo akan fokus bagaimana memanfaatkan kapasitasnya secara optimal, baik di ruang angkasa maupun di darat.
"Jangan sampai terpecah perhatian, kita akan fokus ke situ” pungkasnya.
Baca juga: Pembangunan Kantor Perwakilan DPD RI Jatim, Terobosan di Tengah Moratorium Menteri Keuangan
(diy)
Artikel ini telah tayang sebelumnya di artik.id dengan judul "Kehabisan Dana, Kemenkominfo Akhiri Kontrak Rp5,2 Triliun untuk Proyek HBS". lihat harikel asli disini
Editor : Redaksi