Panglima Ukraina Menentang Pengerahan Warga Perempuan Jadi Tentara Melawan Rusia

awsnews.id
Istimewa

JAKARTA | ARTIK.ID - Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina Valery Zaluzhny mengatakan dia mendukung rancangan undang-undang baru mengenai mobilisasi secara umum, namun tidak setuju dengan beberapa ketentuannya, termasuk mengenai wajib militer perempuan.

Maryana Bezuglaya, seorang anggota parlemen dari partai Servant of the People yang pro-presiden menerbitkan komentar Zaluzhny di halaman Facebook-nya.

Baca juga: Banjir dan Lahar Dingin di Sumbar, Update Terbaru Korban Meninggal 43 Orang

Pernyataan tersebut mengatakan bahwa, beberapa dokumen tidak memenuhi kepentingan Angkatan Bersenjata Ukraina dan tidak akan meningkatkan kemampuan pertahanan negara.

"Mendaftarkan semua perempuan untuk dinas militer akan menambah beban kerja komisariat militer dan oleh karena itu memerlukan perekrutan personel tambahan dalam jumlah besar," ujarnya.

Baca juga: Siswa MIN 4 Jembrana Mengukir Prestasi dengan Meraih Juara Favorit Pildacil Se Provinsi Bali

Selain itu, Zaluzhny mengatakan, inisiatif ini kemungkinan akan mendapat tanggapan negatif dari masyarakat Ukraina dan akan menyebabkan banyak perempuan Ukraina meninggalkan negaranya.

RUU tersebut masih dalam tahap persiapan dan belum dipertimbangkan oleh parlemen negara tersebut.

Baca juga: Pembangunan Kantor Perwakilan DPD RI Jatim, Terobosan di Tengah Moratorium Menteri Keuangan

(diy)

Artikel ini telah tayang sebelumnya di artik.id dengan judul "Panglima Ukraina Menentang Pengerahan Warga Perempuan Jadi Tentara Melawan Rusia". lihat harikel asli disini

Editor : Redaksi

Politik & Pemerintahan
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru