SURABAYA | ARTIK.ID - Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) mencatatkan nilai transaksi misi dagang selama 2019-2023 sebesar Rp11,47 triliun.
Rinciannya yakni, transaksi misi dagang dalam negeri mencatatkan nilai Rp10,17 triliun, sedangkan transaksi misi dagang luar negeri sebesar Rp1,3 triliun.
Baca juga: Banjir dan Lahar Dingin di Sumbar, Update Terbaru Korban Meninggal 43 Orang
Gubernur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, capaian tersebut merupakan upaya nyata untuk mewujudkan penguatan pasar berbagai komoditas asal Jatim. Hal ini berdampak positif pada peningkatan pertumbuhan ekonomi.
"Misalnya saat terjadi kelangkaan beras, kita bisa support wilayah yang memang membutuhkan beras karena Jatim berasnya surplus. Begitu pula sebaliknya, ini jadi kesempatan kami untuk saling melengkapi komoditi dengan wilayah lainnya," ujar Khofifah.
Khofifah menambahkan, misi dagang juga merupakan salah satu cara menjalin kerja sama yang efektif. Para trader bisa langsung bertemu dengan buyer untuk mengenalkan produknya hingga menjalin kerja sama.
"Kegiatan ini untuk memfasilitasi upaya peningkatan nilai transaksi perdagangan melalui kesepakatan bisnis. Selain itu, juga sebagai sarana untuk memasarkan dan memperluas jaringan pasar produk unggulan Jawa Timur dalam upaya peningkatan kerjasama strategis di sektor industri, perdagangan, dan investasi," kata Khofifah.
Tak hanya itu, Khofifah menjelaskan, misi dagang merupakan sebuah upaya untuk menemukenali keunggulan kompetitif dan komparatif dari masing-masing provinsi di seluruh Indonesia. Terlebih, pasar dalam negeri merupakan pasar yang sangat besar.
"Ekspor ke luar negeri memang penting, namun Jawa Timur terus menguatkan perdagangan antarpulau dan provinsi se-Indonesia dengan jumlah market yang besar," tegasnya.
Baca juga: Siswa MIN 4 Jembrana Mengukir Prestasi dengan Meraih Juara Favorit Pildacil Se Provinsi Bali
Khofifah berharap kerjasama perdagangan yang ada pada misi dagang selama ini akan terus berjalan meski misi dagang telah berakhir. Ia mengibaratkan seperti menabuh genderang setelah itu antara trader dan buyer akan melakukan proses transaksi masing-masing.
"Misi dagang Jatim dengan provinsi lain ini juga sekaligus untuk mendorong penggunaan produk dalam negeri melalui Program peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN)," imbuhnya.
Dalam setiap kegiatan Misi Dagang, Pemprov Jatim tidak hanya bermitra dengan pemerintah provinsi mitra dagang, tetapi juga melibatkan organisasi dan pelaku usaha seperti KADIN, IWAPI, dan HIPMI serta para pelaku usaha dari Provinsi Mitra.
"Bahkan kami juga mengajak Raka Raki Jawa Timur untuk menampilkan karya wastra khas Jatim agar diketahui oleh masyarakat luas," kata Khofifah.
Baca juga: Pembangunan Kantor Perwakilan DPD RI Jatim, Terobosan di Tengah Moratorium Menteri Keuangan
"Itulah yang coba kami kenalkan. Bahwa selain komoditi yang bisa jadi substisusi kebutuhan di wilayah lain, ada juga karya seperti wastra dan seni lainnya hingga wisata iconic di Jatim," pungkas Khofifah.
Pemprov Jatim menyampaikan terimakasih kepada semua kepala daerah yang telah menyiapkan forum mitra dagang. Juga Kadin, IWAPI serta HIPMI antar Provinsi, pelaku UMKM antar provinsi dan semua pihak yang terlibat dalam pergerakan misi dagang sehingga memberikan produktifitas secara timbal balik.
(red)
Artikel ini telah tayang sebelumnya di artik.id dengan judul "Misi Dagang Khofifah Indar Parawansa Selama 2019-2023 Mencapai Rp11,47 triliun". lihat harikel asli disini
Editor : Redaksi