MANOKWARI | ARTIK.ID - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua Barat merilis data inflasi Februari 2024. Penjabat Gubernur Papua Barat, Ali Baham Temongmere, hadir langsung dalam acara tersebut.
Kepala BPS Papua Barat, Merry M.P, memaparkan inflasi tahun ke tahun (y-o-y) di Papua Barat pada Februari 2024 mencapai 3,61%. Sementara inflasi bulan ke bulan (m-o-m) tercatat 0,13% dan inflasi tahun kalender (ytd) sebesar 0,76%.
Baca juga: Banjir dan Lahar Dingin di Sumbar, Update Terbaru Korban Meninggal 43 Orang
Menurutnya, komoditas penyumbang inflasi m-o-m di Papua Barat antara lain beras, tarif angkutan udara, ikan cakalang, bayam, dan bawang putih. Sementara deflasi disumbang oleh tomat, cabai rawit, ikan kakap merah, telur ayam ras, dan daging ayam ras.
"Penyumbang utama inflasi Februari 2024 secara m-o-m di Papua Barat adalah kelompok transportasi dengan andil 0,08%. Sedangkan secara y-o-y, kelompok makanan, minuman, dan tembakau memiliki andil 2,58%. Komoditas penyumbang inflasi kelompok ini adalah beras, tarif angkutan udara, sigaret kretek mesin, cabai, dan tomat," jelas Merry.
Tanggapan Penjabat Gubernur
Ali Baham menyatakan bahwa angka inflasi yang dirilis BPS merupakan kondisi riil di kabupaten dan provinsi. Oleh karena itu, diperlukan tindak lanjut untuk memaksimalkan realisasi program dan kebijakan dalam menekan laju inflasi.
Dirinya menekankan beberapa poin penting yakni, perlunya evaluasi terkait kendala pasokan ikan cakalang dari para nelayan dan perlu solusi untuk menekan harga ikan di sektor perikanan.
Baca juga: Siswa MIN 4 Jembrana Mengukir Prestasi dengan Meraih Juara Favorit Pildacil Se Provinsi Bali
Juga penghentian salah satu maskapai penerbangan menjadi salah satu faktor inflasi di sektor transportasi udara. Maskapai tersebut akan kembali beroperasi dengan tiga kali penerbangan per hari.
"Juga perlu digencarkan operasi pasar dan edukasi pedagang, terutama menjelang hari besar keagamaan, serta peningkatan daya beli masyarakat perlu didorong," papar Ali Baham.
Dalam hal ini dirinya menginstruksikan jajarannya untuk membaca dan memahami data inflasi dengan baik.
"Tim TPID harus mampu mengidentifikasi masalah dan mengambil langkah-langkah solutif dalam kebijakan operasional," kata Ali Baham.
Baca juga: Pembangunan Kantor Perwakilan DPD RI Jatim, Terobosan di Tengah Moratorium Menteri Keuangan
Selain data inflasi, BPS Papua Barat juga merilis data Nilai Tukar Petani, Ekspor dan Impor, Tingkat Penghunian Kamar Hotel, perkembangan transportasi, dan Luas Panen dan Produksi Padi di Papua Barat tahun 2023.
(ark)
Artikel ini telah tayang sebelumnya di artik.id dengan judul "Inflasi di Papua Barat, Ali Baham Minta Tim Cermati Data TPID BPS". lihat harikel asli disini
Editor : Redaksi