BANYUWANGI | ARTIK.ID - Bulan Ramadan menjadi momen istimewa bagi masyarakat Banyuwangi untuk berburu takjil. Tradisi ini dikemas dalam "Festival Ngerandu Buko", yang berarti "Menunggu Waktu Berbuka".
Festival diselenggarakan selama sebulan penuh, mulai dari tanggal 12 Maret hingga 9 April 2024, di 39 titik yang tersebar di seluruh kelurahan dan desa se-Banyuwangi.
Baca juga: Banjir dan Lahar Dingin di Sumbar, Update Terbaru Korban Meninggal 43 Orang
Baca Juga: Ipuk Fiestiandani Berangkatkan Pawai Tarhib Ramadan dari Halaman Kantor Bupati
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan, bahwa Festival Ngerandu Buko merupakan upaya untuk mendorong perekonomian warga dan para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
"Berburu takjil ini sudah menjadi tradisi kita saat Ramadan. Momentum ini kita tangkap untuk menumbuhkan ekonomi kerakyatan," kata Ipuk saat membuka festival tersebut di Jalan Letjen Sutoyo, Kecamatan Banyuwangi.
Baca Juga: Ipuk Fiestiandani Panen Jamur, Bunga Desa di Wringinagung Kecamatan Gambiran
Ribuan warga dan UMKM terlibat dalam festival ini, dengan total 1.354 UMKM yang menjajakan aneka kuliner tradisional hingga kekinian. Mulai dari makanan khas Banyuwangi seperti patola, pisang precet, hingga aneka minuman segar seperti es blewah dan es teler tersedia di festival ini.
Baca Juga: Ipuk Fiestiandani Beri Jaminan Kecelakaan Kerja pada 800 Marbot di Banyuwangi
Baca juga: Siswa MIN 4 Jembrana Mengukir Prestasi dengan Meraih Juara Favorit Pildacil Se Provinsi Bali
Selain aneka kuliner, sejumlah lokasi pasar takjil juga akan menyuguhkan atraksi bernuansa islami untuk menghibur para pengunjung.
"Ini upaya memberikan ruang bagi pelaku UMKM agar mereka bisa meraih rezeki di bulan Ramadhan. Kami instruksikan kepada semua camat, lurah, hingga kepala desa, untuk memfasilitasi pasar takjil di wilayah masing-masing," kata Ipuk.
Dia menambahkan bahwa momen Ramadan harus dimaksimalkan, tidak hanya bagi pelaku usaha, tetapi juga bagi warga yang ingin menambah pemasukan dengan menjual kuliner rumahan.
Baca Juga: Khofifah Sebut Indonesia Jadi Negara Paling Dermawan, Bulan Ramadan Ditingkatkan Lagi
Ipuk juga berpesan agar pelaksanaan pasar takjil dikoordinasikan dengan baik, sehingga tidak menimbulkan kemacetan serta penumpukan sampah. "Setiap pedagang wajib menyediakan tempat sampah. Kami juga mengimbau agar pengunjung membawa kantong belanja sendiri untuk mengurangi sampah plastik," pesan Ipuk.
Baca juga: Pembangunan Kantor Perwakilan DPD RI Jatim, Terobosan di Tengah Moratorium Menteri Keuangan
"Makanan dan minumannya juga harus dipastikan aman dan menyehatkan. Para camat harus berkoordinasi dengan puskesmas setempat untuk melakukan pemeriksaan secara berkala," imbuh Ipuk.
Menariknya, dalam festival ini, baik pedagang maupun pembeli didorong untuk melakukan transaksi secara non tunai (cashless). Seluruh UMKM telah difasilitasi QRIS untuk mendorong tumbuhnya ekonomi digital.
(red)
Artikel ini telah tayang sebelumnya di artik.id dengan judul "Ipuk Fiestiandani Gelar Festival Ngerandu Buko, Tradisi Berburu Takjil di Banyuwangi". lihat harikel asli disini
Editor : Redaksi