GLOBAL | ARTIK.ID - Melalui tautan video dari Rafah, dalam sebuah pengarahan di Jenewa dikutip dari AFP. Dampak ancaman dari invasi darat besar-besaran Israel, Pejabat UNICEF pada Jumat (10/5/2024) menyebut, lebih dari 100.000 orang telah meninggalkan Rafah “Lebih dari 100.000 orang telah meninggalkan Rafah,” kata Hamish Young, Koordinator Darurat Senior UNICEF.
Pada Senin (6/5/2024) lalu, pasukan Israel telah mengeluarkan perintah evakuasi bagi warga Palestina di Rafah.
Baca juga: Banjir dan Lahar Dingin di Sumbar, Update Terbaru Korban Meninggal 43 Orang
Sebagai awal dari serangan Israel yang telah lama dikhawatirkan terhadap kota yang ditempati sekitar 1,5 juta pengungsi Palestina tersebut. Sehari kemudian, pasukan Israel menguasai perbatasan Rafah, yang menghubungkan Gaza dan Mesir, sehingga menutup semua lalu lintas.
Baca juga: Siswa MIN 4 Jembrana Mengukir Prestasi dengan Meraih Juara Favorit Pildacil Se Provinsi Bali
Menurut Kementerian Kesehatan di Gaza, Israel menggempur Jalur Gaza sebagai pembalasan atas serangan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu. Militer Israel menewaskan lebih dari 34.900 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, sementara sekitar 78.500 lainnya terluka.
Tidak ada tempat yang aman di Jalur Gaza dan kondisi kehidupan di sana sangat buruk," kata UNRWA. lanjutnya “Ketika serangan Pasukan Israel meningkat di Rafah, pengungsian terpaksa terus berlanjut, satu-satunya jalan adalah gencatan senjata," ungkap mereka, sebagaimana dikutip dari Anadolu Agency. (*)
Baca juga: Pembangunan Kantor Perwakilan DPD RI Jatim, Terobosan di Tengah Moratorium Menteri Keuangan
Artikel ini telah tayang sebelumnya di artik.id dengan judul "Kondisi Kehidupan Semakin Buruk, Tidak ada tempat yang aman di Jalur Gaza". lihat harikel asli disini
Editor : awsnews.id