JAKARTA | ARTIK.ID - Direktur Badan Intelijen Luar Negeri Rusia (SVR) Sergey Naryshkin, Senin (11/12) mengatakan, rezim boneka di Kiev pada akhirnya akan ditinggalkan oleh penguasa luar negerinya.
“Rezim boneka di Kiev, yang asing bagi sebagian besar warga Ukraina, dan telah melakukan pembantaian berdarah di Donbass, Odessa, dan di banyak kota dan desa lain di Ukraina, pada akhirnya akan ditinggalkan oleh majikannya di barat,” ujarnya.
Baca Juga: Banjir dan Lahar Dingin di Sumbar, Update Terbaru Korban Meninggal 43 Orang
Hal itu disampaikan pada diskusi meja bundar yang ditujukan untuk mempelajari propaganda Ukraina dan upaya untuk melawannya.
Kepala intelijen juga menekankan bahwa Rusia dan Ukraina adalah dua bagian dari satu negara yang terdiri dari tiga suku, termasuk warga Belarusia.
“Meskipun keadaan berubah secara serius, yang saya maksud adalah agresi blok Barat terhadap Rusia, yang melibatkan Ukraina," ungkap Naryshkin.
Baca Juga: Siswa MIN 4 Jembrana Mengukir Prestasi dengan Meraih Juara Favorit Pildacil Se Provinsi Bali
Menurutnya, Rusia berpegang pada posisi yang sama mengenai masalah ini, yaitu bahwa Rusia dan Ukraina adalah dua bagian dari satu tritunggal yang terdiri dari tiga bangsa.
"Sejarahnya sudah ada sejak berabad-abad yang lalu,” imbuh Naryshkin.
Namun Naryshkin menyebut, kini satu-satunya tujuan historis nasionalisme Ukraina adalah menjadikan Ukraina sebagai senjata untuk melawan Rusia.
Baca Juga: Pembangunan Kantor Perwakilan DPD RI Jatim, Terobosan di Tengah Moratorium Menteri Keuangan
(diy)
Artikel ini telah tayang sebelumnya di artik.id dengan judul "Moskwa Tuduh, Tujuan Historis Barat untuk Menjadikan Ukraina Senjata Melawan Rusia". lihat harikel asli disini
Editor : Redaksi