SURABAYA | ARTIK.ID - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memastikan stok bahan pangan aman menjelang bulan Ramadan dan Idul Fitri 2024. Ketersediaan bahan pangan di Kota Pahlawan ini bahkan diprediksi cukup hingga Hari Raya Idul Fitri.
Kepala Tim Kerja Pengendalian dan Distribusi Perekonomian Pemkot Surabaya, Agung Supriyo Wibowo, menjelaskan bahwa indeks kecukupan pangan di Surabaya berada di angka 2,06. Angka ini menunjukkan bahwa nilai ketersediaan bahan pangan berada di atas ambang batas aman.
Baca Juga: Banjir dan Lahar Dingin di Sumbar, Update Terbaru Korban Meninggal 43 Orang
"Stok pangan di Surabaya alhamdulillah aman untuk bulan Februari ini. Indeks kecukupan pangan kita 2,06, jauh di atas ambang batas aman 1," kata Agung, Rabu (28/2/2024).
Meskipun demikian, Agung tak menampik adanya sedikit kenaikan harga bahan pokok untuk beras premium. Harga Eceran Tertinggi (HET) beras premium saat ini berada di angka Rp 13.900 per kilogram, namun di pasaran banyak ditemukan penjual yang menawarkan dengan harga Rp 18.000 - Rp 17.500 per kilogram.
Menanggapi hal ini, Pemkot Surabaya mengimbau masyarakat untuk beralih ke beras medium. Menurut Agung, kualitas beras medium sebenarnya tidak jauh berbeda dengan beras premium, dan harganya pun lebih murah.
"Pemkot mengimbau masyarakat untuk beralih ke beras medium. Rasanya sama, hanya mungkin image masyarakat yang ingin makan beras merek tertentu," ujar dia.
Lebih lanjut, Agung menjelaskan bahwa Pemkot Surabaya telah bekerja sama dengan Bulog untuk menggelontorkan beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) dengan harga Rp 10.900 per kilogram. Beras SPHP ini dapat dibeli masyarakat di Kios TPID yang tersebar di berbagai pasar tradisional di Surabaya.
"Di Kios TPID, masyarakat bisa membeli beras dengan harga murah dan kualitas bagus. Harganya dibatasi maksimal Rp 10.900 per kilogram untuk masyarakat umum. Kios TPID juga melayani pedagang yang ingin menjual kembali beras SPHP," ungkap Agung.
Saat ini, terdapat 9 Kios TPID yang sudah beroperasi di Surabaya. Perputaran beras di Kios TPID mencapai sekitar 100 ton per minggu. Pemkot Surabaya menargetkan untuk menambah 18 Kios TPID dalam waktu dekat.
Baca Juga: Siswa MIN 4 Jembrana Mengukir Prestasi dengan Meraih Juara Favorit Pildacil Se Provinsi Bali
Kepala Bidang Distribusi Perdagangan Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Perdagangan (Dinkopdag) Kota Surabaya, Devie Afrianto, mengatakan bahwa keberadaan Kios TPID diharapkan dapat membantu masyarakat dalam mendapatkan bahan pangan dengan harga HET.
"Masyarakat mendapat alternatif pilihan untuk membeli kebutuhan bahan pokok, terutama beras. Di Kios TPID, kami menyediakan beras dengan kualitas yang sama atau mendekati premium dengan harga yang jauh lebih murah," terang Devie.
Di sisi lain, Devie juga memprediksi panen raya akan terjadi pada bulan Maret 2024. Panen raya ini diharapkan dapat menurunkan harga bahan pangan, terutama beras.
"Harga beras diprediksi akan kembali normal setelah panen raya, sekitar 1-2 bulan setelah Maret," ujar Devie.
Baca Juga: Pembangunan Kantor Perwakilan DPD RI Jatim, Terobosan di Tengah Moratorium Menteri Keuangan
Sementara itu, Kepala Bidang Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya, Dwi Suryaning Endah Yanie, menjelaskan bahwa kenaikan harga bahan pokok biasanya terjadi saat Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN). Hal ini disebabkan oleh meningkatnya permintaan dan kemungkinan menurunnya suplai.
"Kenaikan harga bahan pokok saat ini sebenarnya sudah terjadi sejak akhir tahun 2023. Faktor pemicunya antara lain dampak cuaca ekstrem El Nino yang berkepanjangan dan krisis global," pungkas Dwi.
(red)
Artikel ini telah tayang sebelumnya di artik.id dengan judul "Meski Ada Kenaikan, Pemkot Surabaya Jamin Stok Beras Ramadan dan Idul Fitri Aman". lihat harikel asli disini
Editor : Redaksi