Angkat Sejarah Kwangen, Penampilan SMKN 1 Pukau Penonton di Pawai Budaya Bojonegoro

awsnews.id
Angkat Sejarah Kwangen, Penampilan SMKN 1 Pukau Penonton di Pawai Budaya Bojonegoro

Rakyatjelata Bojonegoro - Pawai Budaya Bojonegoro yang menampilkan banyak keanekaragaman di daerahnya menjadi salah satu rangkaian kegiatan Hari Jadi Bojonegoro (HJB) ke 346.

Tak ketinggalan Sekolah Menengah Kejuruan (SMKN) 1 Bojonegoro yang menampilkan kisah yang ada Desa Leran, Dusun Sido Kumpul, Kecamatan Kalitidu, Bojonegoro pada masa jaman dahulu yang hingga kini disebut Kwangen

Baca juga: Asrilia Kurniati Maju Pilwali Surabaya Lewat Jalur Independen, Begini Program Ekonominya

Penampilan mereka di pawai budaya Bojonegoro pada Sabtu (28/10/2023) pagi berhasil memukau ribuan penonton yang memadati sepanjang jalan yang dilewati para peserta pawai budaya Bojonegoro ini.

Menurut Sumber, Ruoesdi Kwangen merupakan sebuah wilayah dari Desa Leran, Dusun Sido Kumpul, Kecamatan Kalitidu, Bojonegoro. Wilayah ini memiliki peninggalan masa lalu berupa makam dua pemuka agama Islam. 

Kyai Abdul Latief dan Kyai Masyarif, kakak beradik yang berasal dari Kerajaan Trunojoyo sebagai pelarian karena diburu oleh Belanda. 

Wilayah Kwangen semula memang dikenal sebagai daerah kering ketika memasuki kemarau. Beberapa masyarakat pun mencoba untuk berziarah ke makam beliau, untuk mengharapkan berkah dari Allah SWT. 

Hingga akhirnya munculah mata air di dekat makam beliau berdua. Dapat dikatakan, berkah tersebut terasa sampai saat ini dan masih dirasakan serta dimanfaatkan oleh penduduk setempat. 

Baca juga: Spucak Batu Sejuta Pohon Untuk Catcment Area Kota Batu

"Berkah dari beliau untuk wilayah Kwangen sangat besar. Dapat dikatakan, berkah tersebut terasa sampai saat ini dan masih dirasakan serta dimanfaatkan oleh penduduk," ulasnya.

Lanjut Roedi sapaan karibnya, di era globalisasi dapat menimbulkan perubahan pola hidup masyarakat yang lebih modern. Akibatnya, masyarakat cenderung untuk memilih kebudayaan baru yang dinilai lebih praktis dibandingkan dengan budaya lokal.

"Salah satu faktor yang menyebabkan budaya lokal dilupakan pada masa sekarang, ialah kurangnya generasi penerus yang memiliki minat untuk belajar dan mewarisi kebudayaannya sendiri," tambah Roedi.

Baca juga: FPN Bersama Wali Kota Batu, Audensi Bahas Program SPUNCAK BATU

Dari kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius.

"Dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual serta artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat," pungkasnya. (Ar)

Artikel ini telah tayang sebelumnya di rakyatjelata.com dengan judul "Angkat Sejarah Kwangen, Penampilan SMKN 1 Pukau Penonton di Pawai Budaya Bojonegoro". lihat harikel asli disini

Editor : Redaksi

Politik & Pemerintahan
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru