KARAWANG | rakyatjelata.com-Selalu banyak keluhan dari mayoritas masyarakat di beberapa desa seringnya lampu padam atau lampu mati yang dialami banyak rumah tangga, kejadian padam lampu berjangka panjang yang sangat mengesalkan dan menjengkelkan. Banyak masyarakat desa kepada PT.PLN (Persero) sebagai BUMN penyedia listrik monopoli bisa berlangsung berbulan bulan seperti yang terjadi di wilayah Kecamatan Tempuran terutama Desa Pagadungan yang dua hari sekali mati lampu dan hampir 3 jam baru dinyalakan, kamis (2/5/2024).
"Seringnya rutinitas lampu padam yang berdampak kepada rusaknya berbagai peralatan elektronika rumah tangga dan kerugian yang dialami banyak masyarakat desa. Selanjutnya kerugian lain adalah, terpaksanya masyarakat yang memiliki bayi untuk membeli generator set (genset) dan bahan bakar ekstra sehingga beban biaya hidup masyarakat desa menjadi lebih mahal," ucap Adi warga Desa Pagadungan Kecamatan Tempuran.
Baca juga: Asrilia Kurniati Maju Pilwali Surabaya Lewat Jalur Independen, Begini Program Ekonominya
Listrik perkotaan dan desa yang energinya masih memakai bahan bakar minyak (BBM) seperti solar sangat berpeluang terjadinya permainan manipulasi BBM yang bisa dilakukan oleh para oknum PLN jika lampu listrik desa selalu dipadamkan.
Oleh karena itu, seharusnya ada pemeriksaan yang berkesinambungan serta taktis oleh badan pengawas intern atau ekstern yang independen terhadap total jumlah BBM yang masuk mesin dengan pemadaman yang dilakukan oleh para oknum petugas PLN.
Baca juga: Spucak Batu Sejuta Pohon Untuk Catcment Area Kota Batu
"Karena ada korelasi yang sangat besar antara input BBM yang dimasukkan ke mesin dengan realisasi penerangan listrik perkotaan. Selalu terjadi pada kawasan perusahaan PLN adanya anggaran pembelian BBM yang rutin untuk penerangan kota, kenyataannya terjadi pemadaman terencana dari beberapa oknum petugas PLN. Sehingga sangat berpeluang adanya manipulasi BBM yang jumlahnya bisa sangat besar dikorupsi," beber Adi.
"Seringnya pemadaman listrik diberbagai perkotaan dan desa merupakan lambang kegagalan total manajemen Pemerintahan Daerah untuk bisa menyediakan salah satu kebutuhan masyarakat berupa penerangan dan kebutuhan energi listrik bagi rakyatnya," tutup Adi. (@di)
Baca juga: FPN Bersama Wali Kota Batu, Audensi Bahas Program SPUNCAK BATU
Artikel ini telah tayang sebelumnya di rakyatjelata.com dengan judul "Dua Hari Sekali Mati Lampu ,Modus Baru Dugaan Korupsi PLN". lihat harikel asli disini
Editor : Redaksi