SURABAYA l rakyatjelata.com-Membuka gelaran Festival Budaya dalam rangka perayaan Dies Natalis ke-60 di Gedung Merah Putih Komplek Balai Pemuda, Jumat (20/10/2023).
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyampaikan terima kasih kepada SMAK St. Agnes yang telah menggelar Festival Budaya guna meningkatkan rasa toleransi dan keberagaman yang ada di Kota Pahlawan. Sebab, para pelajar SMAK St. Agnes tidak hanya mengenal kebudayaan dari masing-masing daerahnya saja, melainkan juga mempelajari kebudayaan dan kearifan lokal yang ada di Kota Surabaya.
Baca Juga: Asrilia Kurniati Maju Pilwali Surabaya Lewat Jalur Independen, Begini Program Ekonominya
“Saya sangat bangga dengan para pelajar SMAK St. Agnes karena semakin menguatkan toleransi dan budaya kita," ungkap Eri.
"Mereka mengenakan asal-usulnya melalui baju adat, hingga tampilan pertunjukan. Bahkan, mereka juga belajar tentang apa saja yang di Surabaya dengan mengunjungi sejumlah tempat wisata sejarah. Seperti ke Kampung Lawas, Peneleh, Kampung Batik Okra, hingga Kampung Pecinan,” kata Wali Kota Eri.
Tak hanya itu, para pelajar SMAK St. Agnes juga turut serta menggaungkan Komplek Balai Pemuda sebagai pusat kesenian dan kebudayan. Dimana, Balai Pemuda dikenal sebagai tempat berkumpulnya para pemuda untuk saling berekspresi.
“Balai Pemuda adalah tempat berkumpulnya para pemuda tanpa memandang suku, agama, dan ras. Sebab, para pemuda selalu menjunjung tinggi NKRI. Inilah yang harus dikuatkan, karena ditangan pemuda Surabaya dapat berubah menjadi lebih baik,” ujar dia.
Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum SMAK St. Agnes Kota Surabaya, Lusia Yekti Handayani mengatakan bahwa melalui kegiatan Dies Natalis ke-60 atau Lustrum XII, pihaknya ingin mengenalkan proses pembelajaran melalui kebudayaan dan kearifan lokal yang ada di Indonesia. Mengingat para pelajar yang ada di SMAK St. Agnes berasal dari beragam suku yang ada di Indonesia.
“Mereka belajar tentang kearifan lokal dari daerahnya masing-masing. Tetapi juga belajar tentang kearifan lokal Surabaya. Sebelumnya, mereka telah melakukan studi pustaka, lalu terjun di masyarakat untuk belajar kearifan lokal yang ada di Surabaya,” kata Lusia.
Saat terjun di lingkungan masyarakat, mereka belajar mengenal dolanan atau permainan khas Surabaya, kesenian, dan sejarah yang berkaitan dengan karakter Kota Pahlawan. Bahkan, para penduduk setempat juga menanam sejumlah tanaman, hingga melakukan proses pengolahan secara bersama-sama dengan warga yang lainnya. Lalu menjadikan bahan makanan untuk dipasarkan sehingga mampu meningkatkan ekonomi penduduk setempat.
Baca Juga: Spucak Batu Sejuta Pohon Untuk Catcment Area Kota Batu
“Maka Surabaya sangat tepat menjadi tempat laboratorium pembelajaran. Termasuk belajar bersama komunitas Begandring Soerabaia untuk mengenal isu-isu sejarah, mulai dari Sumur Jobor hingga mengenal tempat kelahiran Ir. Soekarno,” lanjutnya.
Meski demikian, Lusia mengaku melalui kurikulum Merdeka Belajar, para siswa-siswi SMAK St. Agnes Kota Surabaya didorong untuk semakin mengenal kebudayaan Bangsa Indonesia.
“Belajar tentang kepahlawanan akan semakin membuat mereka mencintai NKRI serta budaya asalnya. Di kurikulum Merdeka Belajar mereka difasilitasi tentang Project Profil Penguatan Pelajar Pancasila (P5), mereka diajak untuk mendalami kearifan lokal,” pungkasnya.
Selain itu dalam Kegiatan tersebut nampak turut dihadiri Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Surabaya Rini Indriyani, dan Ketua DPRD Kota Surabaya Adi Sutarwijono
Baca Juga: FPN Bersama Wali Kota Batu, Audensi Bahas Program SPUNCAK BATU
Artikel ini telah tayang sebelumnya di rakyatjelata.com dengan judul "Ucapan Terimakasih Walikota Eri Cahyadi!! Pelajar SMAK St. Agnes Gelar Festival Budaya". lihat harikel asli disini
Editor : Redaksi