SURABAYA | rakyatjelata.com - Dalam rangka melestarikan Pancasila sebagai ideologi bangsa yang tak tergantikan BPIP menggelar acara "Ngaji Pancasila" yang bertepatan dengan Haul W.R. Soepratman. Acara yang di hadiri oleh beberapa tokoh lintas agama menjadi menarik ketika mereka membacakan doa dengan cara masing masing menunjukan keaneka ragaman bangsa ini.
Berbagai undangan yang di hadir pula oleh yayasan yatim piatu Abu Bakar dan adik adik yang menyandang Difabel turut memeriahkan acara tersebut.
Sabtu, 23 Maret 2024
Menurut bunda Yosi pengasuh istana karya Difabel, acara seperti ini sangatlah berarti bagi penyandang Difabel, sebab pengenalan terhadap para pahlawan bangsa harusnya menjadi prioritas untuk motifasi bagi mereka juga.
"Jadi mereka digandeng sama mas iwenk. Kebetulan mas iwenk ini adalah teman dari ketua pendiri istana karya difabel yang kebetulan kita bergerak dalam bidang musik. Jadi BPIP ini sebenarnya anak anak kami awam jujur karena kami baru diundang sekali ini. Sejak 4 tahun kami berdiri tapi bersyukur. Semoga dengan cara seperti ini anak anak semakin mengenal apa itu sejarah, Pancasila juga mengenal W.R Soepratman sebagai pencipta lagu itu kebangsaan. Setiap kami latihan di Istana karya difabel itu selalu kita kumandangkan setiap mau mengawali kegiatan jadi anak lebih mengenal meskipun mereka Disabilitas. Mereka bisa mengerti meskipun dengan meraba makamnya. Tadi itu mereka senang banget dan semoga ini tidak berhenti dan bisa berkelanjutan terutama dari pelaku sejarah atau dari pihak pemerintah khususnya bisa berkunjung ke jl Sumberan nomor 34 di sana tempatnya adik adik untuk latihan berkumpul ya. Mudah mudahan dengan cara ini adik adik sebagai generasi penerus bangsa meskipun mereka mempunyai keterbatasan fisik, tapi mereka bisa ikut berpartisipasi untuk mengisi kemerdekaan lewat karya karyanya yaitu musik. Terutama ada seni lukis dan seni tari." Tutur Yosi Rositasari.
Baca Juga: Asrilia Kurniati Maju Pilwali Surabaya Lewat Jalur Independen, Begini Program Ekonominya
Selain itu Totok Direktur Jaringan dan Kebudayaan BPIP menjelaskan,
"Jadi kami dari badan pembinaan ideologi Pancasila (BPIP) Kami diminta oleh bapak presiden untuk menjalankan tugas kami itu salah satunya adalah bagaimana membumikan lagi Pancasila yang selama ini sudah hilang. Dengan reformasi tahun 98 itu nggak ada P4, dulu ada pelajaran PMP dihapuskan jadi Pancasila hilang dari sekolah, dari masyarakat. Nah BPIP di bentuk presiden di 2018.
lalu bagaimana upaya untuk mengembalikan lagi?
Membangkitkan jangan sampai ideologi yang lain Trans Nasional apa segala macam diikuti oleh anak kita, anak anak kita di sini kan kita harus bimbing supaya jangan meniru aliran atau kepercayaan selain Pancasila. Upaya kita di sini adalah salah satu bagaimana kita membawa Misi untuk menjaga Pancasila. Di sinilah kita merasa bersatu. Kenapa kita pilih W.R Soepratman, beliau kan yang mencipta lagu Indonesia raya 3 stanza. stanza pertama, marilah kita berseru Indonesia bersatu. Kedua, mari kita berdoa mendoakan Indonesia bahagia. Ketiga, kita berjanji Indonesia abadi itu kan yang dibuat oleh seorang supratman. Tahun 28 yang udah bertahun tahun yang lalu. Nah itu coba kita angkat lagi ke anak anak ini. Ternyata bahwa ada orang yang sejak jaman dulu sudah mengharapkan Indonesia abadi Indonesia sejahtera segala macam dan ini kita tularkan ke anak anak. Jadi lagu Indonesia Raya jangan cuma dinyanyikan akan tetapi wajib diresapi. Nah tugas kami salah satunya itu kami ingin membawa bagaimana masyarakat terutama adik adik di sini dari pesantren yang ada di sini adalah bagaimana Indonesia kita bawa untuk menjadi lebih baik, lebih bagus. Sesuai dengan harapan para pendahulu. Akhirnya kita mengingat kembali apa yang telah dilakukan oleh para pahlawan kita. Saya kebetulan dari direktorat yang langsung berhubungan dengan jaringan dan budaya. Nah Pancasila bukan hanya di baca saja, tetapi lebih tepat untuk dipraktekkan karena sekali lagi Pancasila adalah sebuah tindakan." Terangnya.
Iwenk yang berprofesi sebagai pelaku seni turut serta dalam acara Ngaji Pancasila yang di selenggarakan oleh BPIP pusat.
Baca Juga: Spucak Batu Sejuta Pohon Untuk Catcment Area Kota Batu
"Saya mengajak sinergi keluarga besar IKD ( Istana Karya Difabel) untuk belajar berikhtiar dalam menghayati dan melestarikan nilai nilai yang ada pada Pancasila. Adik adik difabel ini adalah bagian daripada pelopor penerus generasi bangsa dan jiwa Pancasila. Mereka juga sebagai pelopor persatuan dan ke Bhineka yang sama persis menyukai musik Dan seorang pelaku seni sama seperti W.R Soepratman. Kami melibatkan IKD bertujuan untuk bagian program sosial kemanusiaan yang ada di BPIP dan ini kami lakukan kepada seluruh daerah dalam rangka membangun dan mengajak masyarakat untuk perduli kepada adik adik yang menyandang status Difabel." Tuturnya.
Iwenk juga menambahkan bahwa BPIP memiliki berbagai macam Divisi antara lain seni budaya, akademisi, birokrat dan masih banyak lagi. Saya sendiri 2021 sebagai perwakilan Divisi Musik dsn saya terpilih sebagai icon prestasi Pancasila dalam kategori seni dan budaya. Sebagaimana W.R Soepratman telah berhasil membuat karya yang sangat luar biasa sehingga patut menjadi spirit bagi para seniman muda era sekarang.
Baca Juga: FPN Bersama Wali Kota Batu, Audensi Bahas Program SPUNCAK BATU
Dalam menyikapi adanya depo sampah di samping komplek makam W.R. Soepratman, iwenk juga memberikan himbauan.
"Untuk masalah bau sampah yang di rasakan para pengunjung di komplek makam hendaknya di perhatikan oleh pemerintah secara khusus." Imbuhnya.
Artikel ini telah tayang sebelumnya di rakyatjelata.com dengan judul "Pancasila Terancam Hilang, BPIP Gencarkan Sosialisasi". lihat harikel asli disini
Editor : Redaksi